Sabtu, 25 Juni 2011

PENDAHULUAN KTI APPENDIKTOMI

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Appendiksitis adalah penyakit radang pada appendiks demiformis. Appendiks atau umbai cacing hingga saat ini belum diketahui fungsinya dengan pasti namun sering menimbulkan keluhan yang mengagangu. Appendiks merupakan tabung panjang, sempit (6-9 cm) menghasilkan lendir 1-2 ml/hr. Lendir itu secara normal dicurahkan dalam lumen dan selanjutnya dialirkan ke sekum. Bila ada hambatan dalam pengaliran lendir tersebut maka dapat mempermudah timbulnya appendicitis (Ester, 2001 : 161)
Appendiksitis atau radang apendiks merupakan kasus infeksi intraabdominal yang sering dijumpai di negara-negara maju, sedangkan pada negara berkembang jumlahnya lebih sedikit, hal ini mungkin terkait dengan diet serat yang kurang pada masyarakat modern (perkotaan) bila dibandingkan dengan masyarakat desa yang cukup banyak mengkonsumsi serat. Appendiksitis dapat menyerang orang dalam berbagai umur, umumnya menyerang orang dengan usia dibawah 40 tahun, khususnya 8 sampai 14 tahun, dan sangat jarang terjadi pada usia dibawah dua tahun. Apabila peradangan pada appediks tidak segera mendapatkan pengobatan atau tindakan maka usus buntu akan pecah, dan usus yang pecah dapat menyebabkan masuknya kuman kedalam usus, menyebabkan peritonitis yang bisa berakibat fatal serta dapat terbentuknya abses di usus (Mansjoer 2000: 307)
Pada penelitian multietnik yang dilakukan di Amerika Serikat pada tahun 2007, dihasilkan data 4 dari 10000 anak usia dibawah 14 tahun menderita appendiksitis dan lebih dari 80.000 kasus appendiksitis terjadi di Amerika serikat dalam setahun. Who memperkirakan insidens apendiksitis di dunia tahun 2007 mecapai 7% dari keseluruhan jumlah penduduk dunia (Juliansyah, 2008)
Hasil survey pada tahun 2008 Angka kejadian appendiksitis di sebagian besar wilayah indonesia hingga saat ini masih tinggi. Di Indonesia, jumlah pasien yang menderita penyakit apendiksitis berjumlah sekitar 7% dari jumlah penduduk di Indonesia atau sekitar 179.000 orang. Dari hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) di indonesia, apendisitis akut merupakan salah satu penyebab dari akut abdomen dan beberapa indikasi untuk dilakukan operasi kegawatdaruratan abdomen. Insidens apendiksitis di Indonesia menempati urutan tertinggi di antara kasus kegawatan abdomen lainya (Depkes 2008)
Jawa Tengah tahun 2009, jumlah kasus appendiksitis dilaporkan sebanyak 5.980 dan 177 diantaranya menyababkan kematian. Jumlah penderita appendiksitis tertinggi ada di Kota Semarang, yakni 970 orang. Hal ini mungkin terkait dengan diet serat yang kurang pada masyarakat modern (Dinkes Jateng, 2009)
Angka kejadian appendiksitis di RSUD Batang, perode 1 Januari sampai 31 Desember 2010, dari seluruh jumlah pasien rawat inap tercatat sebanyak 7% atau 153 penderita appendiksitis dengan rincian 47 pasien wanita dan 104 pasien pria. Ini menduduki peringkat ke 3 dari keseluruhan jumlah kasus di instalsi RSUD Batang. Hal ini membuktikan tingginya angka kesakitan dengan kasus apendiksitis di RSUD Batang.
Sesuai dengan misi dan keyakinan perawat yaitu membantu klien untuk memenuhi kebutuhannya secara holistik yang mencakup aspek bio-psiko-sosial-spiritual, maka perawat harus memberikan pelayanan asuhan keperawatan yang komperhensif melalui pendekatan proses keperawatan agar klien dan lingkungannya dapat memandang dirinya sebagai individu yang berharga dan dapat melakukan fungsi normal sebagai individu yang memiliki konsep diri yang positif sehingga kebutuhannya akan terpenuhi secara optimal.
Berdasarkan latar belakang itulah penulis tertarik untuk membuat Karya Tulis dengan judul : “ Asuhan Keperawatan Pada Tn. Y Dengan Post Operasi Appendisitis di ruang Dahlia RSUD Batang “

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Setelah melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan appendisitis penulis dapat menerapkan asuhan keperawatan sesuai dengan kewenangan perawat dan standar asuhan keperawatan yang berlaku.
2. Tujuan khusus.
Setelah melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan post operasi appendiksitis penulis dapat:
a. Melakukan pengkajian dengan mengumpulkan semua data baik melalui anamnesa ataupun pemeriksaan fisik dan penunjang yang dibutuhkan untuk menilai keadaan pasien secara menyeluruh pada pasien dengan post operasi appendiksitis.
b. Menganalisa data dengan tepat pada pasien dengan post operasi appendiksitis.
c. Menyusun diagnosa keperawatan pada pasien dengan post operasi appendiksitis.
d. Merencanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan post operasi appendiksitis.
e. Melaksanakan atau dapat memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan post operasi appendiksitis.
f. Mengevaluasi asuhan keperawatan yang telah dilaksanakan pada pasien dengan post operasi appendiksitis.
g. Mendokumentasikan asuhan keperawatan yang telah dilaksanakan sesuai proses asuhan keperawatan.


C. Manfaat Penulisan
1. Bagi Penulis
a. Dapat mengerti dan menerapkan asuhan pada pasien dengan post operasi appendiksitis.
b. Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam penerapan asuhan keperawatan.
c. Meningkatkan ketrampilan dalam memberikan asuhan keperawatan.
d. Sebagai bekal penulis sebelum terjun di lapangan.

2. Bagi institusi
Dapat mengevaluasi sejauh mana mahasiswa dalam menguasai asuhan keperawatan pada pasien dengan post operasi appendiksitis.

3. Bagi Lahan Praktik
Dapat menjadi bahan masukan bagi perawat yang di rumah sakit untuk mengambil langkah-langkah kebijakan dalam rangka upaya peningkatan mutu pelayanan keperawatan klien dengan post operasi appendisitis.

1 komentar: